Sabtu, 05 Oktober 2013

Perekonomian Indonesia Saat Ini dengan Pola deduktif-Induktif

Perekonomian Indonesia saat ini sedang dalam keadaan yang tidak stabil. Banyak sekali faktor yang menyebabkan ketidakstabilan ini, salah satunya adalah kemerosotan nilai tukar rupiah terhadap dollar yang lumayan membuat masyarakat yang paham akan ekonomi ketar-ketir. Kemerosotan nilai tukar rupiah ini berdampak pada banyak aspek, salah satunya dalam hal bahan pangan. Kenapa nilai tukar rupiah bisa merosot begitu tajam hingga menembus angka Rp 11.500 ?

Dengan kondisi kurs yang mulai melemah seperti ini, mungkin saja akan menjadi awal krisis di Indonesia. Namun entah mengapa pemerintah masih enggan menyatakan bahwa Indonesia sedang mengalami krisis. Apabila pemerintah hanya berdiam diri saja tanpa mengambil tindakan lebih lanjut, ditakutkan bahwa Indonesia akan mengalami krisis seperti yang terjadi di perekonomian global saat ini. Maka, dari itu sangat diperlukan kepekaan dan kecepat tanggapan pemerintah dalam menanggapi masalah ini dan cepat cari solusi agar keadaan ini tidak membuat masalah yang lebih besar.

Akibat kemerosotan kurs ini berdampak pada harga pangan di Indonesia, salah satu bahan pangan yang sangat mengalami kenaikan karena kemrosotan nilai tukar rupiah ini adalah kedelai. Kedelai adalah bahan komoditi yang sangat dibutuhkan oleh warga Indonesia, sayangnya bangsa Indonesia masih harus mengekspor kedelai ini. Produksi kedelai di Indonesia masih kalah banyak dan kalah saing dengan kedelai dari luar negeri. Hal ini yang menjadi penyebab melonjaknya harga kedelai hingga membuat para pengrajin tempe dan tahu yang seluruh proses kegiatannya sangat memerlukan kedelai menjadi resah dan tidak sedikit pula yang mogok berjualan.

Perekonomian Indonesia tidak seimbang, bila di lihat dari berbagai kota yang ada di Indonesia penyebaran ekonominya masih tidak merata. Di jakarta yang sebagai ibukota dari Indonesia saja masih banyak terlihat ketimpangan sosialnya. Di satu kawasan berderet rumah-rumah mewah dan gedung-gedung menjulang tinggi menunjukkan strata sosial tinggi bagi orang yang menempatinya. Namun, masih banyak pula rumah-rumah yang terbuat dari kardus yang berdiri di lahan yang tidak layak dijadikan pemukiman, yang jelas menggambarkan strata sosial orang yang menempatinya. Hal ini menunjukkan betapa "jomplang" kesejahteraan masyarakat yang ada di Indonesia.

Bila dilihat kondisi ekonomi Indonesia dari PDB sangat membawa angin segar, karena PDB Indonesia menempati posisi 18 dari 20 negara dengan PDB terbesar di dunia. Hanya ada 5 Negara Asia yang masuk daftar Bank Dunia. Kelima Negara tersebut adalah, Jepang (urutan ke-2), China (urutan ke-3), India (urutan-11), dan Korea Selatan (urutan-15). Indonesia yang sekarang memiliki PDB mencapai US$700 milyar boleh berbangga. Apalagi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencatat rekor terbaik se-Asia Pasifik pada tahun 2010.

Ini semua tugas pemerintah dan semua masyarakat untuk menstabilkan kondisi perekonomian Indonesia agar tidak mengalami krisis dan kesenjangan ekonomi maupun sosial terus menerus.

http://www.anneahira.com/kondisi-perekonomian-indonesia-saat-ini.htm
http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=298645:rupiah-melemah-tanda-awal-krisis-ekonomi&catid=77:fokuredaksi&Itemid=131
http://www.seputarforex.com/data/kurs_dollar_rupiah/
http://yantiesitoruzz.blogspot.com/2010/04/contoh-paragraf-deduktif-induktif.html

0 komentar:

Posting Komentar