Senin, 30 Desember 2013 0 komentar

Tugas Softskill Ketiga - Pengertian dan Ciri-ciri Paragraf

=> Pengertian dan ciri-ciri paragraf narasi

Karangan Narasi adalah sebuah karangan yang menceritakan suatu rangkaian kejadian yang disusun secara urut sesuai dengan urutan waktu. Jadi Narasi merupakan sebuah karangan yang dibuat berdasarkan urutan waktu kejadian. 
Beberapa ciri-ciri narasi diantaranya adalah :
a. Adanya unsur perbuatan atau tindakan
b. Adanya unsur rangkaian cerita
c. Adanya sudut pandang pengarang
d. Adanya keterangan nama tokoh dalam cerita
e. Adanya keterangan yang menjelaskan latar kejadian peristiwa
f. Unsur pikiran lebih tajam dibandingkan unsur perasaan
g. Menggunakan bahasa sehari-hari

=> Pengertian dan ciri-ciri paragraf eksposisi

Karangan Eksposisi adalah bentuk karangan yang memaparkan, memberi keterangan, menjelaskan,memberi informasi sejelas-jelasnya mengenai suatu hal.
  
Ciri-ciri / karakteristik karangan Eksposisi:
        a.  Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya
        b.  Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual)
        c.  Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak
        d.  Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektiterhadap fakta yang ada
        e.  Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu

=> Pengertian dan ciri-ciri paragraf deskripsi

Karangan Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan atau melukiskan sesuatu seakan-akan pembaca melihat, mendengar, merasakan, mengalaminya sendiri.

Ciri-ciri / karakteristik karangan deskripsi:
     a.  Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu
     b.  Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri pembaca agar  seolah-olah mereka melihat, merasakan, mengalami atau mendengar, sendiri suatu objek yang  dideskripsikan
     c.  Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu, yang dapat berupa  tempat, manusia, dan hal yang dipersonifikasikan
     d.  Penulisannya dapat menggunakan cara atau metode realistis (objektif), impresionistis (subjektif), atau sikap penulis

=> Pengertian dan ciri-ciri paragraf argumentasi

Karangan Argumentasi adalah karangan yang isinya bertujuan meyakinkan atau mempengaruhi pembacaterhadap suatu masalah dengan mengemukakan alasan, bukti, dan contoh nyata.
  
Ciri-ciri / karakteristik karangan Argumentasi:
      a.    Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga kebenaran itudiakui oleh pembaca
      b.   Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, gambar
      c.    Dalam argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau pandangan
             pembaca
     d.    Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan 
             menjauhkan subjektivitas
      e.   Dalam membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita dapat menggunakan bermacam-macam pola pembuktian

=> Pengertian dan ciri-ciri paragraf persuasif

Karangan Persuasi adalah karangan yang tujuannya untuk membujuk pembaca agar mau mengikuti kemauan atau ide penulis disertai alasan bukti dan contoh konkrit.

Ciri-ciri / karakteristik karangan persuasi:
  1. Terdapat himbauan atau ajakan
  2. Berusaha mempengaruhi pembaca 

sumber-sumber:

0 komentar

Tugas Softskill ke-3 semester 5

PERMATA INDAH MU

Pikiranku kembali menerawang ke masa 2 tahun yang lalu, ya masa-masa yang indah menurutku. Disanalah aku bertemu dengannya, pria yang mampu membuatku tersenyum bahkan tertawa bahagia karenanya. Awal pertemuan kami sungguh tidak disangka, betapa anehnya kalo menurutku, karena hampir seperti ftv. Aku yang saat itu sedang duduk-duduk sambil mengobrol dan tertawa bersama temanku ternyata dapat menarik perhatiannya, dia memperhatikanku dan bahkan dia jatuh cinta padaku saat itu juga. Sungguh aneh, aku yang bahkan tidak menyadari keberadaannya bisa membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama.

Setelah kita menjalin perasaan, ternyata kamu sungguh bisa membuatku jatuh cinta padamu. Aku jatuh cinta dengan sikap manismu, aku candu dengan perhatianmu, aku terjerembab akan kasih sayangmu, dan aku sungguh terkurung oleh cintamu.

Sekarang sudah 1 tahun 7 bulan lamanya kita menjalin kasih, kamu pria yang saat ini sedang bersimpuh kepada Allah SWT, Rab yang kekal adanya. Entah apa yang kamu doa-kan kepada Pencipta Nan Agung itu, tapi kuharap kamu mendoakan-ku, mendoakan hubungan indah kita.

Lembut bibirmu tersenyum padaku membuatku tersipu malu, kuteriakkan padamu "Putraaa, aku malu!" Kamu membalasnya dengan mengelus lembut pipiku, seolah kamu dapat melihat rona pipi merahku.

Hubungan kita memang tidak mudah, banyak rintangan, banyak kesalah pahaman, dan banyak keegoisan menerjang hubungan yang kita bangun dengan penuh cinta dan tawa ini. Setelah pertemuan seminggu yang lalu itu, kita memang belum bersua lagi.

Hatiku kacau menahan rindu padanya, ingin sekali aku merasakan hangatnya genggaman tangannya lagi. Tak bisa lagi aku menahan rindu yang sepertinya sedang meloncat-loncat ingin segera tersampaikan perasaan ini. Segera ku kirim chat lewat Blackberry Messenger.

"Kapan kita bertemu?" kata-ku lewat BBM.
"Sesegera mungkin cahaya-ku" jawabnya yang membuat hatiku berdegup kencang.
"Rindu kah kau padaku?" tanyaku
"Tentu permata-ku, aku sangat merindukan-mu. Tapi maafkan aku, karena belakangan ini aku sedang banyak kegiatan"
"Kuharap kegiatan-mu cepat selesai dan kita dapat bertemu kembali. Sungguh aku sangat merindukan-mu, jaga kesehatan-mu Raja hati-ku" jawab-ku menutup percakapan singkat itu.

Sudah 2 minggu berlalu sejak percakapan itu terjadi, namun kamu masih sibuk dan kita masih tidak bisa bertemu. Rinduku ini sudah tidak tertahan, rinduku ini sudah bercampur amarah. Maka dengan tanpa berpikir panjang aku langsung mengiriminya pesan panjang lebar.

"Sungguh Putra, aku sudah tidak sanggup menahan rinduku ini. Jika kamu benar-benar mencintaiku, kamu pasti akan meninggalkan pekerjaan-mu sejenak untuk hanya beberapa jam bertemu dengan-ku. Aku lelah Putra, lelah menunggu kamu menyambut perasaan rindu-ku ini."

Sial, pesan yang aku kirim lewat BBM itu ternyata tidak terkirim, hanya ceklis saja tidak ada huruf D-nya. Hal ini malah membuatku makin marah dan berpikir macam-macam saja.

"Handphone saja tidak aktif, pasti dia sebenarnya sedang senang-senang sampai lupa punya pacar!" gerutuku di dalam kamar

Di dalam kamar aku menangis sejadi-jadinya, setiap detik aku melirik handphone yang tergeletak di tempat tidur di sampingku itu berharap pesan yang aku kirim kepadanya sejam yang lalu itu terkirim dan dibaca olehnya. Tapi jangankan dibaca bahkan pesan yang aku kirim tadi sekarang menjadi silang, atau yang artinya paket BBM-nya off.

"Tok..tok..tok. Neng, bangun neng. Ini ada tamu" terdengar sayup-sayup suara bi Ijah di balik pintu kamarku.
"Iya, Bi" jawabku sambil mengucek-ngucek mata.

Tidak terasa aku tertidur pulas karena lelah menangis. Dengan mata yang agak sedikit bengkak karena habis menangis tadi, aku segera keluar kamar untuk menemui tamu yang katanya Bi Ijah datang mencariku.

Sungguh kaget bukan kepalang aku ketika melihat siapa yang sedang duduk di ruang tamu itu. Pria dengan kulit putih, memakai celana model Chino berwarna hitam dan kemeja berwarna biru yang dimasukkan, dengan model rambut seperti Justin Bieber, sambil membawa sekuntum bungan mawar berwarna merah dan putih itu ternyata adalah Putra, yaaa dia Putra, kekasih yang dua jam yang lalu aku tangisi.

Pacarku kini sedang berada dihadapanku dengan senyum indahnya itu. Perasaan senang yang meluap ini membuatku tanpa sadar menitikan air mata kebahagiaan. Putra yang tadinya sedang terseyum tiba-tiba langsung mengeryitkan keningnya.

"Sayang, kenapa kamu menangis?" tanya-nya kepadaku
"Ah tidak apa-apa, aku hanya bahagia karena akhirnya rinduku terbalas" jawabku sambil menghapus airmata dari pipiku

Putra menghampiriku sambil tersenyum dan akhirnya dia mengelus lembut rambutku sambil  berkata.
"Sayang, maafkan aku karena sudah membuatmu meneteskan airmata untukku. Ini bunga untukmu, untuk permata indahku." katanya sambil memberikan sekuntum bunga mawar merah dan putih itu.

Terimakasih Tuhan, karena Engkau memberikanku pria yang sungguh mengerti bagaimana memperlakukan aku, meredam amarahku, dan menghilangkan tangis dan galau-ku.
Senin, 11 November 2013 0 komentar

Tugas Softskill (Bahasa Indonesia 2) Perekonomian Indonesia dengan pola Induktif

Kemerosotan Nilai Tukar Rupiah Saat Ini Terhadap Dollar

Nilai tukar rupiah terhadap Dollar AS saat ini sedang melemah sebesar Rp 11.500/dollar AS. Dengan melemahnya rupiah membuat sebagian masyarakat ketar-ketir dan ketakutan akan kejadian masa lalu dimana Indonesia mengalami krisis ekonomi besar-besaran pada tahun 1998. Namun pemerintah sendiri masih menganggap ini masih normal sehingga masyarakat tidak perlu terlalu khawatir.

Akibat kemerosotan kurs ini berdampak pada harga pangan di Indonesia, salah satu bahan pangan yang sangat mengalami kenaikan karena kemrosotan nilai tukar rupiah ini adalah kedelai. Kedelai adalah bahan komoditi yang sangat dibutuhkan oleh warga Indonesia, sayangnya bangsa Indonesia masih harus mengekspor kedelai ini. Produksi kedelai di Indonesia masih kalah banyak dan kalah saing dengan kedelai dari luar negeri. Hal ini yang menjadi penyebab melonjaknya harga kedelai hingga membuat para pengrajin tempe dan tahu yang seluruh proses kegiatannya sangat memerlukan kedelai menjadi resah dan tidak sedikit pula yang mogok berjualan.

Kemerosotan nilai tukar rupiah sesungguhnya memiliki dampak yang luar biasa bagi masyarakat dan sektor-sektor yang memiliki ikatan kuat dengan naik turunnya rupiah.

Notes: artikel ini mengikuti pola induktif, tulisan  yang dicetak biru adalah pola khususnya sedangkan yang dicetak merah adalah pola keterangan umum.
Paragraf induktif sendiri adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum.


(*artikel diatas mengulang dari artikel saya sebelumnya dengan sumber yang sama)
0 komentar

Tugas Softskill (Bahasa Indonesia 2) - Kondisi Perekonomian Indonesia

        Hyper-Inflation Indonesia Tahun 1998

Krisis ekonomi global adalah peristiwa dimana seluruh sektor ekonomi pasar dunia mengalami keruntuhan/degresi dan mempengaruhi sektor lainnya di seluruh dunia. Indonesia pun pernah mengalami dampak dari krisis ekonomi global. Keadaan itu dirasakan Indonesia pada tahun 1997-1998 yang diakibatkan karena krisis yang disebabkan oleh runtuhnya perekonomian di Thailand dikarenakan kemerosotan nilai tukar Baht terhadap Dollar. Hal itu disebabkan karena banyaknya pengusaha yang menarik Dollar dari Thailand yang menyebabkan Baht jatuh ke titik terendahnya.

Kejatuhan Thailand menimbulkan efek bola salju terhadap Indonesia, dimana awalnya hanya krisis nilai tukar Baht pada tahun 1997, dan dengan cepat di tahun 1998 menjadi krisis ekonomi dan sosial. Indonesia sendiri salah satu yang mengalami dampak paling hebat. Tidak ada sektor di Indonesia yang lolos dari krisis total ini bahkan politik pun mengalami imbasnya dengan turunnya Soeharto menjadi presiden.

Besarnya hutang luar negeri Indonesia menambah bobrok perekonomian Bangsa, terlebih lagi sebagian besar hutang-hutang itu akan jatuh tempo pada tahun 1998. Semua sektor hiruk pikuk, terlebih lagi sektor perbankan yang diserbu oleh para nasabah. Belum lagi inflasi yang sudah menunjukkan tanda-tanda hyper-inflation.

Nilai tukar rupiah tahun 1998 mengalami kemerosotan  yang tajam yaitu Rp 17.000/dollar AS yang sebelumnya nilai tukar rupiah pada tahun 1997 menguat sebesar Rp 4.850/dollar AS. Kemerosotan ini disebabkan karena Indonesia harus membayar hutang-hutangnya yang akan segera jatuh tempo yang menyebabkan tingkat kebutuhan dollar semakin meningkat terus. Hal ini menimbulkan dollar terus meningkat tajam.

notes: artikel ini disusun dengan pola DEDUKTIF, tulisan yang dicetak biru menunjukkan pola umum sedangkan tulisan yang dicetak merah menunjukkan pola khusus.
Pola tulisan deduktif adalah dimana tulisan mengerucut dari umum ke khusus.

(*semua artikel diatas dirangkum dari berbagai sumber)
Sabtu, 09 November 2013 1 komentar

250 Istilah Dalam Ekonomi

1.       AD : Permintaan Agregat
2.       AS : Penawaran Agregat
3.       AE : Pengeluaran Agregat
4.       ATC : Biaya total rata-rata
5.       AVC : Biaya variable rata-rata
6.       C : konsumsi
7.       CPI : harga indeks konsumen
8.       D : permintaan
9.       E : Ekuilibrium
10.   Fed : Federal Reserve Board
11.   G : Pengeluaran Pemerintah
12.   GDP : Produk Domestik Bruto
13.   GDP : Produk Nasional Bruto
14.   I : Pengeluaran Investasi
15.   i : Tingkat Bunga
16.   LR : Jangka Panjang
17.   LRAS : Penawaran Agregat Jangka Panjang
18.   M : Impor
19.   M1,M2,M3, dst. : Penawaran Uang
20.   MC : Biaya Marginal
21.   MEC : Efisiensi Modal Marginal
22.   MP : Produk Marginal
23.   MR : Pendapatan Marginal
24.   MRP : Produk Pendapatan Marginal
25.   OPEC : Organization of Petroleum Exporting Countries
26.   p : Harga
27.   P : Tingkat harga
28.   q : Kuantitas
29.   r : Tingkat bunga
30.   S : Penawaran
31.   SR : Jangka pendek
32.   SRAS : Penawaran agregat jangka pendek
33.   T : Pajak penghasilan
34.   TC : Biaya total
35.   TR : Pendapatan total
36.   X : Ekspor
37.   X-M : Ekspor bersih
38.   Y : Pendapatan nasional
39.   Y* : Pendapatan potensial penuh (tenaga kerja penuh)
40.   Yd : Pendapatan bersih
41.   Ã¥ (sigma) : Jumlaha
42.   Ï€ (pi) : Laba
43.   Î· (eta) : Elastisitas
44.   ∆ (delta) : Perubahan
45.   AFC : biaya tetap rata-rata
46.   AP : produk rata-rata
47.   AC : biaya rata-rata
48.   AR : pendapatan rata-rata
49.   Harga Absolut : banyaknya uang yang harus dibelanjakan untuk memperoleh 1 unit komoditi.
50.   Keunggulan Absolut : keunggulan yang dimiliki suatu Negara terhadap Negara lain dalam memproduksi suatu komoditi.
51.   Harga Mati : harga yang secara sengaja ditentukan oleh penjual, dan bukan oleh kekuatan pasar.
52.   Agents : pengambil keputusan, termaksud rumah tangga, perusahaan dan badan pemerintah.
53.   Permintaan Agregat : total pembelian yang diinginkan oleh semua pembeli terhadapa output perekonomian.
54.   Gejolak Permintaan Agregat : suatu pergeseran dalam kurva permintaan agregat.
55.   Pengeluaran Agregat : pengeluaran total terhadap output akhir perekonomian,
AE = C + I + G + ( X – M )
56.   Kurva Permintaan Agregat, Kurva AD : menghubungkan jumlah total output yang akan diminta dengan tingkat harga output itu.
57.   Kurva penawaran agregat, kurva AS : menghubungkan jumlah total output yang akan diproduksi dengan tingkat harga output itu.
58.   Gejolak penawaran agregat : suatu pergeseran dalam kurva penawaran agregat
59.   Gejolak permintaan agregat : suatu pergeseran dalam kurva permintaan agregat
60.   Anuitas : sejumlah uang tertentu yang dibayarkan menurut interval tertentu, selama periode yang di tentukan.
61.   Hukum antitrust : hokum yang dirancang untuk melarang perolehan dan penerapan monopoli oleh perusahaan bisnis
62.   Apresiasi : kenaikan nilai mata uang domestic di pasar bebas, dinyatakan dalam mata uang asing
63.   Elastisitas busur : ukuran tentang drajat respon rata-rata kuantitas terhadap harga pada suatu interval kurva permintaan
64.   Alokasi sumber daya : pendistribusian faktor-faktor produksi yang tersedia untuk berbagai jenis pengunaan yang mungkin.
65.   Anggaran berimbang : situasi yang terjadi apablia pendapatan yang sekarang persis sama dengan pengeluaran yang sekarang
66.   Pengganda anggaran berimbang : perubahan pendapatan dibagi dengan perubahan pembiayaan pengeluaran pemerintah yang dibiayai pajak.
67.   Kebijakn pertumbuhan berimbang : kebijakan yang dirangsang untuk menghasilkan pertumbuhan yang simultan di semua sektor ekonomi.
68.   Perkiraan neraca pembayaran : ringkasan catatan transaksi suatu Negara yang menyangkut pembayaran, atau penerimaan dengan valuta asing.
69.   Defisit neraca pembayaran : situasi dimana penerimaan pada transaksi berjalan dan neraca modal lebih kecil daripada pembayaran
70.   Surplus neraca pembayaran : situasi dimana penerimaan pada transaksi berjalan dan neraca modal melebihi pembayaran
71.   Neraca perdagangan : selisih antara nilai eksport dengan nilai impor barang-barang
72.   Neraca : laporan keuangan yang menunjukan kekayaan perusahaan dan kewajiban terhadap kekayaan itu pada saat tertentu
73.   Surat utang bank : kertas berharga yang diterbitkan bank-bank komersial
74.   Barter : system dimana barang dan jasa diperjualbelikan langsung dengan barang dan jasa lainnya
75.   Black market : situasi yang terjadi bila barang dijual secara tidak resmi
76.   Obligasi : bukti utang dalam jumlah dan jadwal pembayaran bunga tertentu
77.   Boikot : penolakan secara bersama-sama untuk membeli dan menjual suatu komoditi tertentu
78.   Harga impas : harga dimana perusahaan benar-benar mampu menutup semua biayanya
79.   Tingkat impas pendapatan : situasi ketika total pengeluaran konsumsi sama denga total
80.   pendapatan disposebel
81.   Sisa anggaran : silisih antara total pendapatan dengan total pengeluaran pemerintah
82.   Defisit anggaran : pendapat berada di bawah pengeluaran
83.   Surplus anggaran : pendapatan berada di atas pengeluaran
84.   Siklus ekonomi : pola jangka panjang fluktuasi tingkat kegiatan ekonomi yang teratur
85.   Kapasitas : tingkat output yang berkaitan dengan total biaya rata-rata jangka pendek yang minimum
86.   Modal : factor produksi yang terdiri dari semua perlengkapan pabrik untuk proses produksi selanjutnya
87.   Neraca modal : bagian dari perkiraan neraca pembayaran yang mencatat pembayaran / penerimaan yang timbul dari impor dan ekspor modal keuangan jangka panjang dan jangka pendek
88.   Peningkatan modal : penambahan modal pada proses produksi sehingga meningkatkan ratio modal terhadap tenga kerja
89.   Kapitalis : seseorang yang memiliki barang-barang modal
90.   Sistem ekonomi kapitalis : system ekonomi dimana kepemilikan modal terutama dikuasai oleh swasta dan bukan oleh pemerintah
91.   Nilai kapitalisasi : nilai harta yang diukur berdasarkan nilai sekarang atas arus pendapatan yang diharapkan akan diperoleh
92.   Rasio modal tenga kerja : suatu ukuran besarnya modal per-pekerja dalam suatu perekonomian
93.   Rasio modal output : rasio antara modal terhadap nilai output tahunan yang diproduksi oleh modal itu
94.   Persediaan modal : kuantitas agregat dari barang modal suatu Negara
95.   Perluasan modal : penambahan modal pada proses produksi supaya proporsi faktor-faktor produksinya tidak berubah
96.   Kartel : organisasi para produsen yang sepakat untuk menjadi satu penjual tunggal
97.   Bank sentral : bank yang bertindak sebagai banker bagi system perbankan komersial dan seringkali juga bagi pemerintah
98.   Sertifikat deposito : deposito berjangka yang dapat di negosiasikan dan mempunyai suku bunga yang lebih tinggi dari pada deposito berjangka biasa
99.   Ceteris paribus : biasanya digunakan dalam dunia ekonomi untuk menunjukan bahwa semua variable kecuali satu variable yang disebutkan, diasumsikan tidak berubah
100.  Perubahan permintaan : kenaikan atau penurunan kualitas yang diminta pada tiap harga yang mungkin dari suatu komoditi
101.  Perubahan dalam jumlah yang diminta : kenaikan atau penurunan dalam jumlah tertentu yang dibeli pada harga tertentu
102.  Perubahan dalam jumlah yang ditawarkan : kenaikan atau penurunan barang dalam jumlah tertentu yang ditawarkan pada harga tertentu
103.  Perubahan dalam penawaran : keniakan atau penurunan kuantitas yang ditawarkan pada tiap harga yang mungkin dari suatu komoditi
104.  Angkatan kerja sipil : jumlah total orang yang bekerja, termaksud mereka yang bekerja sebagai militer, ditambah dengan jumlah yang menganggur
105.  Pasar imbang : situasi pasar dimana para pembeli mampu membeli semua yang mereka inginkan dan penjual telah mampu menjual semua yang mereka inginkan pada harga yang berlaku
106.  Rumah kliring : lembaga dimana utang-utang antar bank yang timbul dari transfer cek-cek antara bank-bank dihitung
107.  Ekonomi tertutup : ekonomi yang tidak memiliki perdagangan luar negri
108.  Perkumpulan tertutup : serikat pekerja yang memiliki hak tawar menawar secara ekslusif bagi semua anggotanya, dan hanya anggota serikat kerja saja yang dapat dipekerjakan
109.  Tawar-menawar kolektif : proses yang terjadi antara serikat pekerja dan pengusaha sampai pada suatu persetujuan dan melaksanakan persetujuan itu
110.  Kolusi : suatu kesapakatan antara para penjual untuk bertindak seperti penjual tunggal
111.  Ekonomi komando : system ekonomi dimana putusan pemerintah mempunyai pengaruh kuat terhadap alokasi sumber daya
112.  Bank komersial : lembaga yang dimiliki swasta, berorientasi mencari laba, melakukan pemindahan dana jika di instruksikan dengan cek memberikan pinjaman dan melakukan investasi lainnya
113.  Kebijakn perdagangan : berbagai pembatasan atas arus bebas barang dan jasa antar Negara
114.  Komoditi : sesuatu yang dapat dipasarkan yang diproduksi untuk memenuhi kebutuhan
115.  Pasar bersama : serikat pabean dengan ketetapan tambahan bahwa factor produksi dapat bergerak bebas diantara para anggota
116.  Sumber kekayaan bersama : sumber daya alam yang tidak dimiliki oleh siapa pun dan dapat digunakan oleh siapa saja
117.  Saham biasa : bentuk penyertaan modal yang mengandung hak suara, kekayaan bersih dan laba perusahaan
118.  Keunggulan komparatif : kemampuan suatu negara untuk memproduksi komoditi tertentu dengan biaya oportunitas produk-produk lain yang lebih rendah dari pada Negara lain
119.  Statistika komparatif : turunan dari prediksi dengan menganalisis pengaruh suatu perubahan pada beberapa varaiabel eksogen terhadap posisi keseimbangannya
120.  Devaluasi Bersaing : serangkaian evaluasi terhadap nilai tukar oleh sejumlah Negara
121.  Komplemen : dua komoditi yang digunakan secara bersama sama satu sama lain
122.  Rasio konsentrasi : sebagian dari total penjualan pasar yang dikendalikan oleh sebagian perusahaan industri besar
123.  Industri biaya konstan : suatu industry dimana biaya-biaya dari perusahaan yang paling efisien akan tetap konstan meski sedang mengalami kontraksi dalam jangka panjang
124.  Konsumerisme : suatu gerakan yang menonjolkan konflik antara kepentingan perusahaan dengan kepentingan umum 
125.  Indeks harga konsumen (IHK) : suatu ukuran harga rat-rata berbagai komoditi yang biasanya dibeli rumah tangga
126.  Surplus konsumsi : selisih antara nilai total yang ditempatkan konsumen pada semua unit komoditi tertentu yang dikonsumsi
127.  Konsumsi : tindakan menggunakan komoditi baik barang maupun jasa
128.  Fungsi konsumsi : hubungan antara jumlah pengeluaran konsumsi yang diinginkan dengan semua faktor yang menentukannya
129.  Pasar yang mampu bersaing : pasar mampu bersaing sepenuhnya jika tidak ada biaya tertanam untuk masuk atau keluar
130.  Perseroan terbatas : bentuk organisasi bisnis dimana perusahaan merupakan badan hukum tersendiri yang terpisah dari para pemilik dan kepemilikannya
131.  Biaya : bagi perusahaan yang memproduksi, nilai input yang digunakn untuk menghasilkan output
132.  Analisis keefektifan biaya : analisis biaya program dengan tujuan menemukan cara berbiaya termurah untuk mencapai hasil tertentu
133.  Minimasi biaya : implikasi dari maksimasi laba bahwa perusahaan akan memilih metode untuk menghasilkan output tertentu dengan biaya terendah
134.  Serikat ahli : serikat yang diorganisasikan untuk mengabungkan para pekerja yang punya keterampilan dan pekerjaan tertentu
135.  Penjahatan kredit : penjahatan dana yang tersedian diantara para peminjam dalam situasi kelebihan permintaan pinjaman pada suku bunga yang berlaku
136.  Data antar bagian : beberapa pengukuran dan pengamatan yang berbeda, yang dibuat pada waktu yang bersamaan
137.  Pengaruh pendesakan : penurunan pengeluaran perorangan yang disebabkan oleh kenaikan suku bunga yang mengikuti kebijakan fiscal
138.  Transaksi berjalan : bagian dari perkiraan neraca pembayaran yang mencatat pembayaran dan penerimaan yang ditimbulkan dari perdagangan barang dan jasa
139.  GDP nilai sekarang : yang dinilai berdasrkan harga-harga yang berlaku pada saat pengukuran
140.  Serikat pabean : sekelompok Negara yang bersepakat untuk mengadakan perdagangan bebas di antara mereka sendiri
141.  Pengangguran bersifat siklus : karena kelebihan pengangguran friksional dan structural
142.  Hutang : jumlah yang dipinjam oleh seorang kreditor , termaksud bank dan lembaga keuangan lainnya
143.  Tenggang keputusan : periode waktu antara timbulnya masalah dengan tercapainya keputusan mengenai apa yang harus dilakukan
144.  Deflasi : pengurangan tingkat harga umum
145.  Permintaan : hubungan menyeluruh antara kuantitas komoditi tertentu yang akan dibeli konsumen selama periode waktu tertentu
146.  Kurva permintaan : grafik yang menggambarkan hubungan antara kuantitas komoditi tertentu yang akan dibeli selama periode waktu tertentu dengan harga komoditi tersebut
147.  Rekening giro : simpanan dibank yang dapat ditarik sesuai permintaan dan dapat dipindah bukukan denga cek
148.  Permintaan terhadap uang : jumlah total uang beredar yang ingin dipegang masyarakat untuk berbagai keperluan
149.  Inflasi permintaan : kenaikan inflasi yang disebabkan karena adanya kelebihan permintaan agregat
150.  Schedule permintaan : table yang menunjukan hubungan antara kuantitas komoditi yang akan dibeli konsumen selama periode tertentu
151.  Uang giral : uang milik masyarakat yang disimpan dalam bentuk giro pada bank-bank komersial
152.  Depresiasi : turunnya nilai mata uang domestic di pasar bebas, terhadap nilai mata uang asing
153.  Depresi : periode dimana kegiatan ekonomi sangat rendah dengan tingkat pengangguran tinggi
154.  Permintaan turunan : permintaan terhadap factor produksi tertentu
155.  Negara maju : Negara-negara berpendapatan tinggi didunia
156.  Negara berkembang : Negara-negara yang berpendapatan rendah dibawah Negara maju
157.  Produk unik : produk yang cukup berbeda terhadap yang lainnya dalam satu industry
158.  Beban langsung : jumlah uang untuk pajak yang dikumpulkan dari para pembayar pajak
159.  Investasi langsung : dimana penanam modalnya memiliki control langsung melalui hak suaranya
160.  Tingkat diskonto : tingkat bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus pembayaran di masa yang akan datang untuk memperoleh nilai sekarang
161.  Tenaga kerja pesimis : orang yang ingin bekerja, tetapi berhenti mencari pekerjaan karena tidak ada lowongan pekerjaan
162.  Kebijakan fiscal bebas : kebijakan yang dikeluarkan untuk mengatasi setiap keadaan ekonomi yang khusus apabila terjadi
163.  Disekuilibrium : apabila terdapat kelebihan permintaan ataupun kelebihan penawaran
164.  Laba yang dibagikan : laba yang dibayarkan pada pemilik perusahaan
165.  Dividen : bagian dari laba yang dibayarkan kepada para pemegang saham perusahaan
166.  Duopoli : industry yang terdiri dari 2 perusahaan
167.  Efisiensi ekonomis : metode memproduksi setiap output dengan biaya paling murah
168.  Pertumbuhan ekonomi : kenaikan riel, atau harga kkonstan, GNP potensial
169.  Skala ekonomis : penurunan biaya per unit output yang dihasilkan dari ekspansi output
170.  Ekonomi : serangkaian kegian produksi dan konsumsi yang saling berkaiatan
171.  Permintaan elastis : situasi dimana presentase perubahan harga tertentu mengakibatkan
presentase perubahan yang lebih besar dalam kuantitas yang sama
172.  Elastisitas permintaan : ukuran besarnya respon dari kuantitas komoditi yang diminta terhadap perubahan harga pasar
173.  Elastisitas penawaran : ukuran besarnya respon dari kuantitas komoditi yang ditawarkan terhadap perubahan harga pasar
174.  Kondisi ekuilibrium : kondisi yang harus dipenuhi jika pasar atau sector ekonomi berada pada keadaan ekuilibrium
175.  Modal ekuitas : dana yang disediakan oleh para pemilik perusahaan yang pengembaliannya pada laba perusahaan
176.  Nilai tukar : harga mata uang suatu Negara yang dinyatakan dalam mata uang lain dapat dibeli atau dijual
177.  Pajak cukai : pajak atas penjualan komoditi tertentu
178.  Eksternalitas : berbagai pengaruh baik atau buruk, terhadap pihak-pihak yang tidak secara langsung terlibat dalam proses produksi
179.  Pasar faktor produksi : pasar tempat penjualan jasa berbagai factor produksi
180.  Mobilitas faktor produksi : suatu keadaan apabila factor-faktor produksi dapat dipertukarkan penggunaannya
181.  Jasa factor produksi : digunakan untuk menghasilkan output
182.  Factor-faktor produksi : sumber daya yang digunakan dalam memproduksi barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhan
183.  Uang fiat : uang kertas atau pun uang logam yang tidak didukung dan tidak dapat dipertukarkan menjadi yang lainnya, tetapi masih sebagai mata uang yang sah
184.  Barang jadi : barang-barang yang tidak digunakan sebagai input oleh perusahaan lain, tetapi di produksi untuk di konsumsi
185.  Perusahaan : suatu unit yang menggunakan factor-faktor produksi dan menghasilkan barang dan jasa untuk dijual kepada yang lain
186.  Kebijakan fiscal : penggunaan kegiatan menaikan pendapatan dan kegiatan pengeluaran yang dilakukan pemerintah dalam usahanya mempengaruhi variable makro seperti GNP dan lapangan kerja
187.  Biaya tetap : biaya yang tidak berubah mengikuti biaya output
188.  Investasi tetap : investasi dalam bentuk pabrik dan peralatannya
189.  Valuta asing : mata uang atau berbagai klaim terhadapnya
190.  Barang bebas : komoditi dengan kualitas yang ditawarkan melampaui kuantitas yang diminta pada harga nol (0)
191.  Pengangguran friksional : disebabkan bahwa kenyataan untuk berpindah dari pekerjaan satu ke pekerjaan lainnya memerlukan waktu
192.  Pasar barang : pasar dimana output barang dan jasa dijual
193.  Pembelian pemerintah : termaksud semua pengeluaran pemerintah dalam membeli barang dan jasa yang sedang diproduksi
194.  Produk homogen : setiap unit produk yang tampak serupa dengan unit lainnya
195.  Kuota impor : batas yang ditetapkan oleh pemerintah mengenai kuantitas komoditi asing yang masuk ke negeri itu selama periode tertentu
196.  Efek pendapatan : pengaruh pada kuantitas yang diminta karena perubahan pendapatan riel
197.  Kebijakan pendapatan : setiap campur tangan langsung oleh pemerintah untuk mempengaruhi pembentukan upah dan tenaga kerja
198.  Kurva indeferen : kurva yang menggambarkan semua kombinasi dari 2 komoditi yang memberikan sejumlah keputusan yang sama
199.  Peta indeferen : satu set kurva indeferen yang didasarkan pada sekumpulan preferensi rumah tangga tertentu
200.  Industri : sekelompok perushaan yang memproduksi barang yang sejenis
201.  Permintaan inelastis : situasi dimana presentase perubahan harga tertentu hanya mengakibatkan presentase yang lebih kecil dari perubahan kuantitas yang diminta
202.  Barang inferior : barang yang mempunyai elastisitas terhadap pendapatan negative
203.  Inflasi : kenaikan rata-rata semua tingkat harga
204.  Infrastruktur : berbagai instalasi dan kemudahan dasar yang sangat diperlukan masyarakat dalam melakukan perdagangan
205.  Injeksi : pendapatan yang dihasilkan perusahaan domestic yang tidak timbul dari pengeluaran rumat tangga domestic
206.  Inovasi : pengenalan suatu penemuan kedalam metode produksi
207.  Input : bahan baku dan berbagai jasa factor produksi yang digunakna dalam proses produksi
208.  Bunga : pembayaran atas penggunaan uang pinjaman
209.  Suku bunga : harga yang harus dibayar dari setia dolar yang dipinjam per tahun
210.  Barang perantara : semua output yang digunakna sebagai input oleh produsen lain untuk tahap produksi
211.  Internalisasi : suatu proses yang mengakibatkan produsen mempertimbangkan pengaruh eksternal sebelumnya
212.  Temuan : penemuan sesuatu yang baru, seperti produk baru
213.  Persediaan : persediaan yang dipertahankan perusahaan untuk meredakan pengaruh fluktuasi jangka pendek dalam produksi
214.  Tenaga kerja : factor produksi yang tediri dari semua kontribusi fisik dan mental yang disediakan orang
215.  Kurva laffer : grafik yang menghubungkan pendapatan yang dihasilkan dengan tariff pajak marginal
216.  Hukum permintaan : bahwa harga pasar dan kuantitas yang diminta dipasar berhubungan terbalik satu sama lain
217.  Alat pembayaran sah : benda yang menurut hokum harus diterima sebagai alat untuk membeli barang dan jasa
218.  Harga batas : harga minimum yang dapat diterapkan oleh perusahaan baru yang memasuki pasar tanpa menderita rugi
219.  Likuiditas : tingkat kemudahan dan kepastian suatu harta untuk dicairkan menjadi alat tukar dalam system ekonomi
220.  Titik balik terendah : titik dasar siklus bisnis
221.  Utilitas marginal : tambahan keputusan yang diperoleh seorang pembeli dari mengkonsumsi tambahan 1 unit barang
222.  Pasar : tempat berlangsungnya negosiasi pertukaran komoditi
223.  Ekonomi pasar : suatu masyarakat yang melakukan spesialisasi dalam aktivitas produksi
224.  Kegagalan pasar : kegagalan system pasar bebas untuk mencapai efisiensi alokatif yang optimal
225.  Sector pasar : bagian dari suatu perekonomian dimana komoditi dibeli dan dijual
226.  Markup : jumlah yang ditambahkan pada biaya untuk menentukan harga
227.  Uang : setiap benda yang pada umunya sebagai alat pembayaran / pertukaran
228.  Jumlah uang beredar : total kuantitas uang dalam perekonomian pada waktu tertentu
229.  Monopoli : situsi pasar yang output industrinya dikontrol oleh penjual tunggal
230.  Monopsoni : situasi pasar yang didalamnya hanya terdapat pembeli tunggal
231.  Hutang nasional : volume hutang pemerintah pusat yang sedang berjalan
232.  Pendapatan nasional : nilai total output dan nilai pendapatan yang timbul oleh produksi output tersebut
233.  Barang normal : barang-barang yang mempunyai elastisitas pendapatan positif
234.  Oligopoli : struktur pasar yang industrinya didominasi oleh sejumlah kecil perusahaan yang saling bersaing
235.  Petrodolar : uang yang dihasilkan oleh Negara-negara pengekspor minyak
236.  Batas harga tertinggi : harga maksimum yang diijinkan
237.  Batas harga terendah : harga minimum yang diperbolehkan
238.  Aset atau harta atau aktiva : sumber-sumber ekonomi yang di miliki oleh perusahaan
239.  Cost atau biaya atau beban : nilai yang di ukur dengan uang untuk memperoleh barang/ jasa atau semua pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan.
240.  Profit plan : sebuah rencana dari manajemen perusahaan yang berisi seluruh tahap operasi yang akan di canangkan untuk masa yang akan datang sehingga bisa memperoleh laba seperti yang diinginkan.
241.  Break even point/ titik impas : Suatu keadaan dimana perusahaan atau usaha dalam kondisi tidak mendapatkan laba atau menderita rugi. Bisa juga saat dimana memulai usaha dan mencapai tahap break even point dimana semua modal sudah tertutupi dan menuju keuntungan.
242.  Product cost/ biaya produksi : Biaya yang dikeluarkan saat perusahaan berproduksi mengolah bahan baku menjadi produk jadi.
243.  Equity : Merupakan modal yang ditanamkan oleh  investor, bisa berupa  saham ataupun aktiva lainnya.
244.  Accounting : Suatu kegiatan jasa yang berfungsi untung menyajikan informasi kuantitatif yang bersifat keuangan.
245.  Average cost : Biaya rata-rata dari jumlah total semua biaya yang dikeluarkan perusahaan saat proses produksi.
246.  Cost accounting/ akuntansi biaya : Proses dari accounting yang meliputi pencatatan, peringkasan, penggolongan, dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk dan jasa.
247.  Merger : Sebuah proses penggabungan dua perusahaan atau lebih menjadi satu nama perusahaan.
248.  Capital : modal, faktor produksi yg digunakan untuk menghasilkan produk lainnya.
249.  Cost (biaya) : segala pengeluaran yang berhubungan dgn hasil yang diharapkan dimasa yang akan dating
250.  Ceiling price : harga eceran tertinggi.

Sabtu, 05 Oktober 2013 0 komentar

Perekonomian Indonesia Saat Ini dengan Pola deduktif-Induktif

Perekonomian Indonesia saat ini sedang dalam keadaan yang tidak stabil. Banyak sekali faktor yang menyebabkan ketidakstabilan ini, salah satunya adalah kemerosotan nilai tukar rupiah terhadap dollar yang lumayan membuat masyarakat yang paham akan ekonomi ketar-ketir. Kemerosotan nilai tukar rupiah ini berdampak pada banyak aspek, salah satunya dalam hal bahan pangan. Kenapa nilai tukar rupiah bisa merosot begitu tajam hingga menembus angka Rp 11.500 ?

Dengan kondisi kurs yang mulai melemah seperti ini, mungkin saja akan menjadi awal krisis di Indonesia. Namun entah mengapa pemerintah masih enggan menyatakan bahwa Indonesia sedang mengalami krisis. Apabila pemerintah hanya berdiam diri saja tanpa mengambil tindakan lebih lanjut, ditakutkan bahwa Indonesia akan mengalami krisis seperti yang terjadi di perekonomian global saat ini. Maka, dari itu sangat diperlukan kepekaan dan kecepat tanggapan pemerintah dalam menanggapi masalah ini dan cepat cari solusi agar keadaan ini tidak membuat masalah yang lebih besar.

Akibat kemerosotan kurs ini berdampak pada harga pangan di Indonesia, salah satu bahan pangan yang sangat mengalami kenaikan karena kemrosotan nilai tukar rupiah ini adalah kedelai. Kedelai adalah bahan komoditi yang sangat dibutuhkan oleh warga Indonesia, sayangnya bangsa Indonesia masih harus mengekspor kedelai ini. Produksi kedelai di Indonesia masih kalah banyak dan kalah saing dengan kedelai dari luar negeri. Hal ini yang menjadi penyebab melonjaknya harga kedelai hingga membuat para pengrajin tempe dan tahu yang seluruh proses kegiatannya sangat memerlukan kedelai menjadi resah dan tidak sedikit pula yang mogok berjualan.

Perekonomian Indonesia tidak seimbang, bila di lihat dari berbagai kota yang ada di Indonesia penyebaran ekonominya masih tidak merata. Di jakarta yang sebagai ibukota dari Indonesia saja masih banyak terlihat ketimpangan sosialnya. Di satu kawasan berderet rumah-rumah mewah dan gedung-gedung menjulang tinggi menunjukkan strata sosial tinggi bagi orang yang menempatinya. Namun, masih banyak pula rumah-rumah yang terbuat dari kardus yang berdiri di lahan yang tidak layak dijadikan pemukiman, yang jelas menggambarkan strata sosial orang yang menempatinya. Hal ini menunjukkan betapa "jomplang" kesejahteraan masyarakat yang ada di Indonesia.

Bila dilihat kondisi ekonomi Indonesia dari PDB sangat membawa angin segar, karena PDB Indonesia menempati posisi 18 dari 20 negara dengan PDB terbesar di dunia. Hanya ada 5 Negara Asia yang masuk daftar Bank Dunia. Kelima Negara tersebut adalah, Jepang (urutan ke-2), China (urutan ke-3), India (urutan-11), dan Korea Selatan (urutan-15). Indonesia yang sekarang memiliki PDB mencapai US$700 milyar boleh berbangga. Apalagi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencatat rekor terbaik se-Asia Pasifik pada tahun 2010.

Ini semua tugas pemerintah dan semua masyarakat untuk menstabilkan kondisi perekonomian Indonesia agar tidak mengalami krisis dan kesenjangan ekonomi maupun sosial terus menerus.

http://www.anneahira.com/kondisi-perekonomian-indonesia-saat-ini.htm
http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=298645:rupiah-melemah-tanda-awal-krisis-ekonomi&catid=77:fokuredaksi&Itemid=131
http://www.seputarforex.com/data/kurs_dollar_rupiah/
http://yantiesitoruzz.blogspot.com/2010/04/contoh-paragraf-deduktif-induktif.html
Minggu, 30 Juni 2013 0 komentar

Tugas Softskill - Penyelesaian Sengketa Ekonomi

A. Pengertian
Pengertian sengketa dalam kamus Bahasa Indonesia, berarti pertentangan atau konflik, Konflik berarti adanya oposisi atau pertentangan antara orang-orang, kelompok-kelompok, atau organisasi-organisasi terhadap satu objek permasalahan.
Tujuan memperkarakan suatu sengketa:
1. adalah untuk menyelesaikan masalah yang konkret dan memuaskan,
2. dan pemecahannya harus cepat (quickly), wajar (fairly) dan murah (inexpensive).
B. Cara-Cara Penyelesaian
1. Negosiasi dan ADR
Negosiasi adalah sarana paling banyak digunakan. Sarana ini telah dipandang sebagai sarana yang paling efektif. Lebih dari 80% (delapan puluh persen) sengketa di bidang bisnis tercapai penyelesaiannya melalui cara ini. Penyelesaiannya tidak win-lose tetapi win-win. Karena itu pula cara penyelesaian melalui cara ini memang dipandang yang memuaskan para pihak.
2. Arbitrase
Penyelesaian sengketa melalui arbitrase sudah semakin populer di kalangan pengusaha. Kontrak-kontrak komersial sudah cukup banyak mencantumkan klausul arbitrase dalam kontrak mereka. Dewasa ini Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI), sudah semakin populer. Badan-badan penyelesaian sengketa sejenis telah pula lahir. Di antaranya adalah Badan Arbitrase Muamalat Indonesia (BAMUI), badan penyelesaian sengketa bisnis, dll.
3. Pengadilan
Persepsi umum yang lahir dan masih berkembang dalam masyarakat adalah masih adanya ketidakpuasan sebagian masyarakat terhadap badan pengadilan. 4 Pengusaha atau para pelaku ekonomi dan bisnis, terlebih masyarakat awam melihat hukum bukan dari produk-produk hukum yang ada atau yang pemerintah keluarkan. Masyarakat umumnya meljhat pengadilan sebagai hukum. Begitu pula persepsi mereka terhadap polisi, jaksa, atau pengacara.
4. Mediasi
Mediasi adalah upaya penye dengan melibatkan pihak ketiga yang netral, yang tidak memiliki kewenangan mengambil keputusan yang membantu pihak-pihak yang bersengketa mencapai penyelesaian (solusi) yang diterima oleh kedua belah pihak.
C. Perbandingan antara Perundingan, Arbitrase, dan Ligitasi
1. Perundingan : Perundingan merupakan tindakan atau proses menawar untuk meraih tujuan atau kesepakatan yang bisa diterima.
2. Arbitrase : Kekuasaan untuk menyelesaikan sesuatu perkara menurut kebijaksanaan
3. Ligitasi : Litigasi adalah proses dimana seorang individu atau badan membawa sengketa, kasus ke pengadilan atau pengaduan dan penyelesaian tuntutan atau penggantian atas kerusakan.
Jadi perbandingan diantara ketiganya ini merupakan tahapan dari suatu penyelesaian pertikaian. Tahap pertama terlebih dahulu melakukan perundingan diantara kedua belah pihak yang bertikai, kedua ialah ke jalan Arbitrase ini di gunakan jika kedua belah pihak tidak bisa menyelesaikan pertikaian yang ada oleh sebab itu memerlukan pihak ketiga. Ketiga ialah tahap yang sudah tidak bisa diselesaikan dengan menggunakan pihak ketiga oleh sebab ini mereka mebutuhkan hukum atau pengadilan untuk menyelesaikan pertikaian yang ada.
Sumber-Sumber: